Mengapa kita perlu memikirkan kembali sistem sekolah dan pendidikan?

Ditranslasikan oleh Hamza.
Sumber: Why we need to reimagine schooling and education?

Saya cukup sadar jika mempertanyakan nilai dari sekolah gratis dan wajib dianggap taboo oleh banyak orang. Bagaimanapun juga, semua orang telah menelan bulat-bulat konsep bahwa pendidikan, dalam bentuk sekolah industrial, adalah peluru ajaib yang dapat mengakhiri kemiskinan, mendapatkan lapangan pekerjaan, menciptakan persamaan, dan membantu mencapai potensial penuh. Itu lah pesan marketing yang diterima oleh kebanyakan masyarakat.

Tapi mari lihat agak lebih dekat. Dalam skala makro, kemiskinan dan pengangguran selalu bertambah, degradasi lingkungan dalam tingkat tertinggi, ketidakadilan lingkungan dan sosial terus meningkat tanpa adanya solusi pasti. Lebih jauh lagi, kesenjangan pendapatan terus menambah dan bahasa, ilmu, dan budaya lokal terus menghilang pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Pada skala mikro adalah produk yang dihasilkan oleh sekolah yang disimpulkan oleh Ralph Waldo Emerson: "Kita dikunci dalam sekolah selama sepuluh sampai lima belas tahun dan lulus dengan setidaknya kata-kata saja dan tidak mengetahui apa-apa. Kita tidak terampil dengan tangan, kaki, mata, dan bahkan lengan sendiri. Kita tidak tahu apa saja tanaman yang dapat dimakan di hutan. Kita tidak bisa menentukan jarak dengan melihat bintang di langit atau melihat jam melalui matahari.

Lalu mengapa saya menyalahkan masalah dunia pada sekolah industrial? Dunia kita penuh dengan orang-orang berpendidikan yang telah melalui sistem sekolah dan melewati universitas dan institusi pendidikan lainnya. Tetapi kita mempunyai penasihat ekonomi yang memberikan saran yang malah menghasilkan kemiskinan lebih besar. Kita mempunyai arsitek yang membangun gedung yang sangat boros energi, insinyur yang proyek-proyeknya malah mengakibatkan kerusakan hutan, tanah, air, dan ahli kimia yang menciptakan pestisida yang berbahaya. Satu dari berbagai alasan bahwa sistem sekolah industrial berfungsi murni sebagai pabrik ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan tanpa kompas moral yang menyertainya yang memastikan bahwa pengetahuan itu akan digunakan dengan baik di dunia.

Saya juga menyalahkan sistem sekolah pada ketidakbahagiaan orang secara umum. Tuntutan waktu di sekolah berarti bahwa anak-anak terlalu sibuk untuk bermain dan ada bukti yang terus berkembang bahwa bermain adalah sesuatu yang mendasar untuk kebahagiaan, inovasi, kreativitas, dan kenikmatan dalam bekerja.

Lebih jauh lagi, kita tahu bahwa ada banyak jenis kecerdasan dan orang yang berbeda memperlihatkan kemampuan dan minat yang berbeda pula. Namun sistem sekolah hanya mengakui satu jenis kecerdasan. Dengan demikian orang yang tidak cocok dengan jenis kecerdasan di sekolah tidak memiliki kesempatan untuk bersinar dan mengembangkan bakat asli mereka. Mereka sering merasa gagal total karena sistem seperti ini.

Komunitas yang terpisah-pisah merupakan korban dari kegagalan sekolah untuk menciptakan masyarakat yang berorientasi pada komunitas. Bagaimana seseorang membangun dan menopang suatu komunitas? Dengan hidup, berpartisipasi, berkontribusi, dan bekerja sama dengan siapapun di dalamnya. Selama dua belas tahun, kita melatih anak-anak secara terpisah dan berkompetisi dengan anak lainnya, mengajari mereka untuk tidak saling mempercayai dan mendorong mereka untuk selalu menggunakan segala cara untuk mengungguli satu sama lain. Apakah ini suatu yan gmengherankan jika para orang dewasa sulit bahkan tidak bisa menciptakan suatu komunitas?

Jika kamu berpikir bahwa sekolah bagaimanapun juga penting untuk menjamin kehidupan yang lebih baik, ingatlah bahwa hanya ada segelintir kecil minoritas yang mampu mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang dapat memberikan kemakmuran dan kebahagiaan. Sementara orang lain, dengan jumlah yang lebih besar, dalam pekerjaannya, yang mungkin cukup secara finansial, tetapi tidak memberikan kegembiraan sama sekali ataupun cocok dengan kepribadiannya.

Jika pendidikan, dalam bentuk sekolah industrial, adalah alasan dari apa yang salah dengan dunia sekarang dan kemudian konsep pendidikan perlu dipikirkan kembali. Kita tidak bisa menggunakan metode yang sama untuk memecahkan masalah yang menciptakan masalah-masalah ini di awal.

Mari berimajinasi sedikit mengenai metodenya:
  • Bayangkan kita merobohkan dinding ruangan kelas dan membawa pendidikan ke dunia nyata.
  • Ciptakan pengalaman hidup sebagai ganti buku-buku pelajaran.
  • Rangkul natural sense of wonder kita alih-alih menundukannya untuk fokus pada kurikulum yang sempit.
  • Rubah sekolah menjadi suatu tempat yang menerima dan mengembangkan segala jenis ilmu pengetahuan dan kecerdasan.
  • Masukkan sistem nilai yang menghormati lingkungan dan semua mahkluk hidup.
  • Gabung disiplin untuk mendidik orang supaya berpikir secara luas, untuk memahami sistem dan pola, dan untuk hidup sebagai seseorang yang utuh.
  • Ubah sekolah menjadi pusat komunitas di mana masalah-masalah komunitas dipecahkan secara kolektif sehingga berkontribusi membangun komunitas yang kuat.
Terlebih lagi, mari kita bayangkan bagaimana caranya untuk melaksanakan jenis pendidikan ini sehingga menjadi metode yang demokratis dan menghormati kebebasan, kebutuhan, dan hak anak. Bagaimanapun juga, anak butuh dikonsultasikan dan diperlakukan dengan hormat. Kita perlu mengetahui bahwa mereka bersedia dan mampu untuk mengarahkan diri sendiri dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kita perlu menyediakan mereka dengan dukungan, sumber daya, dan kesempatan dalam perjalanan mereka menuju dunia yang baik dan indah.