Game Online, Lag, and Rage.

DI abad 21 ini, istilah game online sudah menyebar di mana-mana. Di seluruh pelosok bumi, hampir semua orang mengetahui game online. Game yang dirancang sehingga dapat dimainkan secara multiplayer online dalam skala masif untuk menyelesaikan tingkatan tertentu dalam suatu game online. Player diminta untuk bekerja sama dengan player lain untuk mengalahkan musuh (PVE), menyelesaikan tantangan puzzle, dll. Player juga dituntut untuk meningkatkan kekuatan Gear-nya (equipment, red) pada setiap dungeon yang dihadapi, karena tingkat kesusahan bertambah ketika player level-up atau berhasil membuka wilayah baru. Player juga dapat melawan player lain secara online (PVP) untuk membuktikan kemampuannya dalam bermain game online.

Seringkali game online berkaitan dengan lag. Semua player pasti tahu apa itu lag. Beberapa mungkin berpikir itu kutukan yang dikirim langsung oleh dewa game online dari gunung olympus untuk menghukum mereka, beberapa yang lain juga berpikir lag itu bertujuan untuk meningkatkat difficulty pada sebuah game. Tapi apa benarkah seperti itu? Tidak. Hampir semua berpikir lag itu dikarenakan koneksi internet yang sedang mengalami gangguan (atau jelek). Coba perhatikan ketika player yang terkena kutukan lag. Lihat raut wajahnya, hampir semua otot wajahnya menegang, mata yang membesar, dan badan yang gemetar karena menahan amarah (hahaha). Pada titik tertentu ketika lag sudah sangat tinggi, maka meledaklah gunung berapi yang sudah berada diujung itu, tapi biasanya langsung dimarahi orangtuanya karena kebanyakan gamer main di rumah masing-masing, bisa habis si player kalo teriak-teriak di warnet (HAHAHA).

Tapi, coba perhatikan lagi. Kenapa player bisa marah jika lag? Apa itu merugikan player secara nyata? Atau hanya di dunia maya saja? Mari kita lihat secara luas. Jika kamu emosi karena lag, bukan hanya diri sendiri dirugikan, tapi orang lain juga. Di dunia nyata kamu lag, kamu emosi dan teriak-teriak atau menyumpah atau sebagainya. Di sekitarmu yang tidak terkait dalam permainan dapat mendengarnya dan itu mengganggu mereka. Kamu lelah karena marah-marah dan yang lain jadi merasa sebal karena kamu berisik. Sementara di dunia maya, di game yang kamu mainkan, kamu akan kehilangan fokus melawan musuh karena emosi, kamu tidak bisa menyerang dengan benar dan akhirnya mati, menjadi beban di grup. Lihat? Emosi karena lag merugikanmu di dua dunia dan bahkan merugikan masyarakat dari dua dunia tersebut. Jadi, mulai lepaskan amarah ketika lag menerjang. Jadi mulailah untuk sabar. Karena jika kamu marah atau tidak, lagnya juga ngga akan hilang.

So, keep the healthy gaming environment for yourself and others.
Peace out.