Selamat. Kamu baru saja menghancurkan anakmu. (Part 3)

Lanjutan dari post sebelumnya.
Source: You Just Broke Your Children. Congratulations.

Inilah waktunya untuk berdiri dan bertanya apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi ayah yang lebih baik. Waktunya untuk mengatur prioritas kita. Waktunya untuk kembali ke rumah dan menjadi seorang ayah.

Ayah, ini saatnya untuk menunjukkan kepada anak lelaki kita bagaimana memperlakukan seorang wanita. Ini saatnya untuk mengajarkan kepada anak perempuan kita bagaimana seharusnya ia diperlakukan. Saatnya untuk menunjukkan pengampunan dan kasih sayang. Saatnya menunjukan empati kepada anak kita. Saatnya untuk meruntuhkan standar sosial dan mengajarkan jalan hidup yang lebih sehat! Saatnya untuk mengajarkan peran gender yang baik dan membuang yang tidak perlu. Apakah itu begitu masalah jika anak lelakimu menyukai warna pink? Apakah itu akan menyakiti orang lain? Apakah kamu tidak melihat kerusakan yang terjadi ketika mengatakan kepada anakmu bahwa ada yang salah jika dia menyukai warna tertentu? Tidakkah kita melihat kerusakan yang diakibatkan ketika kita melabelkan anak perempuan kita "tomboi" dan anak lelaki kita "feminim" hanya karena mereka mempunyai minat dan pendapat sendiri-sendiri? Apakah itu benar-benar sebuah masalah?

Ayah, bicaralah dengan lembut kepada anak lelakimu. Berbicaralah dengan tenang ke anak perempuanmu. Kamu ingin anakmu menjadi siapa? Apakah kamu menginginkan mereka menjadi anak yang selalu duduk di sekolah setiap hari tanpa teman atau kepercayaan diri? Atau mereka menjadi anak yang berlari ke ruang kelas dan merasa bahwa mereka layak untuk menjadi juara? Tidakkah kita melihat bahwa kita mempunyai kekuatan untuk anak kita? Tidakkah kita melihat bahwa kita punya kekuatan untuk mengajari mereka hal-hal survival di masyarakat?


Ayah, tidakkah kita melihat efek ketika kita bilang kita mempercayai sesuatu, tetapi anak kita melihatnya berbeda dengan keseharian kita? Tidakkah kamu menyadarinya seberapa kita menyemangati mereka untuk memutuskan apa yang mereka percaya, menyatakan apa yang mereka percaya, dan hidup atas kepercayaan tersebut? Apakah itu politik, agama, olah raga, atau norma-norma sosial. Bukan tempat kita untuk menyuruh anak kita untuk berpikir apa. Tetapi merupakan tugas kita untuk mengajarkan mereka bagaimana cara berpikir dengan tepat. Jika kita melakukan ini, kita tidak akan takut atas apa yang akan mereka tentukan untuk dirinya sendiri dan seberapa kuat mereka akan mempertahankannya. Seseorang akan mengikuti keyakinannya sampai ia mati, ia hanya akan mengikuti keyakinan orang lain ketika keyakinannya musnah.

 Setiap anak mempunyai hak bawaan untuk meminta es krim tanpa harus diremehkan dan dihancurkan. Setiap anak mempunyai hak bawaan untuk melakukan demikian tanpa harus meringkuk ketakutan di tembok hanya karena seseorang yang seharusnya menjadi pahlawannya ternyata adalah orang yang kecil. Setiap anak mempunyai hak bawaan bermain, tertawa, dan bermain. Mengapa kamu tidak membiarkannya? Setiap anak di muka bumi ini mempunyai seorang ayah yang berhati-hati dalam ucapannya; seorang ayah yang paham kekuatan hebat yang diberikan kepadanya untuk membentuk kehidupan manusia lainnya; seorang ayah yang mencintai anaknya lebih dari acara televisi dan olahraganya; seorang ayah yang lebih mencintai anaknya dari pada barang-barangnya; seorang ayah yang lebih mencintai anaknya daripada waktunya sendiri. Setiap anak layak mendapatkan ayah superhero.

Mungkin kenyataannya kebanyakan ayah tidak pantas untuk anak-anaknya.

Mungkin kenyataannya kebanyakan ayah bukanlah benar-benar ayah yang sebenarnya.

Aku minta maaf atas kebodohoan postinganku. Aku percaya bagian diriku yang merasa seperti pengecut karena tidak berani mengucapkannya kepada lelaki tersebut di Cotsco. Anggaplah ini sebagai penebus dosa saya. Mungkin sebagian dari diriku merasakan jika seseorang membaca ini dan memutuskan untuk menjadi ayah yang baik, setiap detik yang aku habiskan untuk menulis ini tidak sia-sia. Jika seorang anak yang kehidupannya menjadi lebih baik karena ayahnya membaca tulisanku, maka ini semua pantas dengan memohon kepada kalian semua untuk berbagi tulisan ini.

Ayah, anak-anak adalah karunia. Mereka bukanlah milik kita untuk dirusak. Mereka adalah milik kita untuk dibina. Maka, berdirilah bersamaku dan tunjukkan pada dunia bahwa masih banyak ayah-ayah yang baik di sekitar.

Dan Pearce, Ayah Tunggal yang memohon.