Filosofi Pendidikan
I'm not talking a big thing. Tema ini hanya sekedar memberikan ulasan bahwa cara kita memandang anak dan pendidikan anak akan sangat mempengaruhi cara kita menyelenggarakan homeschooling.
Secara sederhana, filosofi pendidikan adalah kumpulan keyakinan kita -orang tua- tentang bagaimana anak-anak belajar. Keyakinan ini mungkin berasal dari pengalaman pribadi kita, pengamatan, atau merupakan hasil bacaan dan riset pribadi kita.
Filosofi itu biasanya berisi: apa yang kita anggap penting untuk dimiliki anak-anak kita, baik yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap hidup), maupun psikomotorik (keterampilan). Kita juga perlu terbiasa mengenali apa yang menurut kita paling penting, penting dan kurang penting bagi anak-anak kita agar berhasil dalam kehidupannya, baik mengenai nilai (value), sikap (attitude), maupun keterampilan (skill). Definisi keberhasilan anak pun sangat ditentukan oleh cara kita memandang keberhasilan.
Filosofi ini perlu kita bawa ke alam sadar kita sebagai orang tua karena semua itu mempengaruhi pilihan-pilihan kita dalam memilih model homeschooling buat anak-anak kita.
Tapi, filosofi bukanlah sebuah hal yang statis. Pada umumnya, filosofi pendidikan yang kita percayai akan tumbuh dan berkembang sesuai pertumbuhan anak-anak kita. Seiring dengan proses homeschooling dan pendidikan anak-anak yang berjalan, kita akan selalu mereview nilai-nilai dan filosofi pendidikan yang kita yakini. Ada kalanya, filosofi pendidikan kita dipertajam oleh pengalaman di lapangan. Tetapi, tidak jarang kita harus merevisi filosofi pendidikan yang kita anut karena tak sesuai dengan keadaan di lapangan yang dihadapi oleh anak-anak kita.
Proses pendidikan anak adalah sebuah pengalaman yang menarik bagi seluruh anggota keluarga. Di dalam proses homeschooling, kita dapat terus belajar, membuka diri, dan maju bersama perkembangan anak-anak.
Dengan segala dinamika yang terjadi pada anak-anak dan proses yang dialami bersama selama homeschooling, mungkin sikap bijaksana kita sebagai orang tua adalah mencari keseimbangan antara keteguhan keyakinan (determination) dan keterbukaan (open mindedness) di dalam menjalankan homeschooling bagi anak-anak kita.
"A love of reading is an acquired taste, not an instinctive preference. The habit of reading is formed in childhood; and a child's taste in reading is formed in the right direction or in the wrong one while he is under the influence of his parents; and they are directly responsible for the shaping and cultivating of that taste. - H. Clay Trumbull,Hints on Child Training (1890)"
Source
Secara sederhana, filosofi pendidikan adalah kumpulan keyakinan kita -orang tua- tentang bagaimana anak-anak belajar. Keyakinan ini mungkin berasal dari pengalaman pribadi kita, pengamatan, atau merupakan hasil bacaan dan riset pribadi kita.
Filosofi itu biasanya berisi: apa yang kita anggap penting untuk dimiliki anak-anak kita, baik yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap hidup), maupun psikomotorik (keterampilan). Kita juga perlu terbiasa mengenali apa yang menurut kita paling penting, penting dan kurang penting bagi anak-anak kita agar berhasil dalam kehidupannya, baik mengenai nilai (value), sikap (attitude), maupun keterampilan (skill). Definisi keberhasilan anak pun sangat ditentukan oleh cara kita memandang keberhasilan.
Filosofi ini perlu kita bawa ke alam sadar kita sebagai orang tua karena semua itu mempengaruhi pilihan-pilihan kita dalam memilih model homeschooling buat anak-anak kita.
Tapi, filosofi bukanlah sebuah hal yang statis. Pada umumnya, filosofi pendidikan yang kita percayai akan tumbuh dan berkembang sesuai pertumbuhan anak-anak kita. Seiring dengan proses homeschooling dan pendidikan anak-anak yang berjalan, kita akan selalu mereview nilai-nilai dan filosofi pendidikan yang kita yakini. Ada kalanya, filosofi pendidikan kita dipertajam oleh pengalaman di lapangan. Tetapi, tidak jarang kita harus merevisi filosofi pendidikan yang kita anut karena tak sesuai dengan keadaan di lapangan yang dihadapi oleh anak-anak kita.
Proses pendidikan anak adalah sebuah pengalaman yang menarik bagi seluruh anggota keluarga. Di dalam proses homeschooling, kita dapat terus belajar, membuka diri, dan maju bersama perkembangan anak-anak.
Dengan segala dinamika yang terjadi pada anak-anak dan proses yang dialami bersama selama homeschooling, mungkin sikap bijaksana kita sebagai orang tua adalah mencari keseimbangan antara keteguhan keyakinan (determination) dan keterbukaan (open mindedness) di dalam menjalankan homeschooling bagi anak-anak kita.
"A love of reading is an acquired taste, not an instinctive preference. The habit of reading is formed in childhood; and a child's taste in reading is formed in the right direction or in the wrong one while he is under the influence of his parents; and they are directly responsible for the shaping and cultivating of that taste. - H. Clay Trumbull,Hints on Child Training (1890)"
Source