Homeschooling hanyalah alternatif?
Alasan memilih Homeschooling
Homeschooling sebagai sebuah alternatif pendidikan bagi anak dipilih dengan berbagai alasan. Kyai Haji Agus Salim memilih untuk mendidik anak-anaknya sendiri di rumah karena alasan politik. Meksipun begitu, beliau mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi anak yang pintar. Ada orang tua di Amerika yang memilih metode homeschooling karena tidak memiliki kepercayaan terhadap sistem sekolah formal di sekolah negeri milik pemerintah.
Bila orang tua sering berpindah tempat untuk bekerja, mereka dapat memilih metode homeschooling untuk anak-anaknya. Keluarga tidak terpisah-pisah, anak-anak pun punya banyak waktu dengan orang tua mereka. Alasan lainnya berkait dengan keimanan anak. Kaum muslimin yang tinggal di negeri dengan mayoritas penduduk non muslim memilih homeschooling untuk menyelamatkan akidah anak-anak mereka sekaligus juga meningkatkan keimanannya.
Karakteristik yang harus dimiliki orang tua
Tidak semua orang tua cocok untuk menjalankan program ini. Marty Layne, penulis buku Ibuku Guruku terbitan MLC yang sekaligus juga mengajar anak-anaknya dengan metode homeschooling, memaparkan 12 karakteristik yang sebaiknya dimiliki orang tua agar berhasil mengajar anak di rumah.
Karakteristik pertama
dan terpenting yang harus dimiliki orang tua adalah menyukai anak mereka dengan sepenuh hati dan senang bersamanya. Meskipun terlihat sederhana, ini kadang terabaikan. Mendidik anak-anak di rumah dalam homeschooling berarti orang tua menjadi teman bagi anak mereka selama berjam-jam dalam sehari. Jika orang tua tidak sepenuh hati menyukai kebersamaan ini, sebaiknya tidak memilih program homeschooling.
Karakteristik kedua
adalah memiliki rasa humor. Ada saat-saat di mana dikelilingi anak-anak dirasakan terlalu berat. Gelak tawa yang positif membantu orang tua untuk melalui saat-saat itu.
Karakteristik ketiga
mampu membaca, menulis dan mengerjakan matematika dasar dan mau meningkatkan ketrampilan jika diperlukan. Tidak perlu bergelar sarjana untuk mendidik anak di rumah, cukup memiliki ketrampilan dasar serta kemauan untuk meningkatkan ketrampilan saat diperlukan.
Karakteristik keempat
adalah berpegang teguh pada filosofi yang mendasari keinginan menjalankan pendidikan di rumah. Hal ini penting terutama saat orang tua merasa ragu dan memandang bahwa pilihan yang dijalani memiliki tantangan yang berat. Komitmen pada filosofi dasar yang dimiliki membantu orang tua mengatasi keraguan dan tantangan itu.
Bukan hal yang mudah menjalankan homeschooling. Hal yang juga sangat penting bagi orang tua adalah kejelasan visi yang dimiliki orang tua. Sekedar reaktif karena tidak puas akan sistem sekolah bisa jadi hanya akan menimbulkan hasil yang merugikan.
Karakteristik lainnya adalah bersedia meningkatkan kemampuan berkomunikasi terutama dalam hal mendengarkan. Komunikasi adalah kunci dari hubungan antar manusia. Menurut Marty layne, salah satu kunci dalam komunikasi untuk menjadi pengasuh dan pengajar yang efektif adalah menyimak, termasuk di dalamnya adalah menyimak bahasa tubuh dan perasaan anak.
Orang tua juga perlu menyiapkan diri untuk menerima kritik atas keputusan menjalankan program ini. Keputusan menjalankan program ini bisa jadi mengejutkan banyak pihak. Menyiapkan diri untuk menjelaskan alasan-alasan dalam menerapkan homeschooling akan sangat membantu orang lain memahami keputusan itu.
Hal penting lain yang perlu dimiliki orang tua adalah sistem atau jaringan pendukung. Suatu komunitas yang memiliki kesamaan pola pikir dapat menjadi teman saat orang tua memerlukan seseorang untuk diajak bicara. Selain itu, karakteristik lainnya adalah mampu belajar dari kesalahan, dapat menetapkan batas, mau mengembangkan kesabaran, mau membangun ketrampilan mengamati dan mau berubah.
Selain kesiapan orang tua, perlu juga melihat kesiapan anak-anak untuk belajar sepenuhnya di rumah. Anak juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Mereka perlu dijelaskan mengapa tidak pergi ke sekolah seperti halnya anak-anak lain. Juga perlu penjelasan apa yang akan dilakukan oleh orang tua dan anak untuk beberapa waktu ke depan.
Kondisi di Indonesia
Salah satu langkah penting sebelum memulai program homeschooling adalah mencari tahu bagaimana sistem pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal. Orang tua perlu berkonsultasi dengan departemen pendidikan setempat untuk mengetahui peraturan tentang bersekolah di rumah. Penting untuk mencari tahu, persyaratan yang diperlukan (terutama dari segi hukum) untuk menjalankan metode ini.
Di Indonesia, belum ada peraturan yang jelas mengenai homeschooling ini. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan untuk menjalankan program ini. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sudah mengakomodasi hal ini meski tidak secara eksplisit. Jika ada keluarga yang ingin melakukan homeschooling, melaporkan kegiatan itu sebelumnya ke kepala dinas pendidikan tingkat kota atau kabupaten adalah hal yang wajib dilakukan.
Menyiasati kurang jelasnya aturan homeschooling di Indonesia, ada orang tua yang memilih menjalankan homeschooling meski tidak secara penuh. Anak-anak mereka tetap bersekolah di sekolah biasa, tapi sekolah tempat anak-anak mereka menuntut ilmu dipilih yang mendukung program homeschooling. Selama anak-anak mereka di rumah, dijalankan homeschooling secara sistematis dengan jadual yang jelas.
Homeschooling hanyalah salah satu alternatif
Menyekolahkan anak di sekolah formal atau menjalankan homeschooling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak pihak menilai, sekolah formal yang ada saat ini di Indonesia perlu dibenahi kurikulumnya yang kelebihan beban. Fasilitas di sekolah negeri yang cenderung kurang memadai hingga metode pembelajaran yang monoton dari tahun ke tahun juga membuat orang tidak menyukainya. Hal ini disiasati orang tua dengan memilih sekolah swasta meskipun biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
Homeschooling juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. Perlu tingkat kedisiplinan yang tinggi dari orang tua untuk menjalankan program sesuai kurikulum yang ada. Sehingga bukan hanya kemauan yang kuat yang diperlukan, mutlak pula dimiliki kemampuan dan waktu. Satu hal penting yang menjadi kendala menjalankan program ini di Indonesia adalah kurang jelasnya sistem akreditasi bagi anak-anak yang menjalankan homeschooling secara total. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan kelanjutan studi mereka jika anak-anak itu ingin masuk ke perguruan tinggi sesuai minatnya.
Memilih pendidikan terbaik bagi anak-anak sesuai kemampuan adalah kewajiban orang tua. Homeschooling, bagaimana pun, adalah salah satu alternatif yang bisa dipilih. Memikirkan kelebihan dan kekurangan dari seluruh alternatif yang ada dengan matang adalah jalan terbaik. Hal ini mutlak diperlukan agar tujuan memberikan pendidikan terbaik bagi anak dapat tercapai.
"Before there were television and video games, kids used to play outdoors, entertain themselves and work around the house in the afternoons. Kids don't choose television over people. They choose television because of lack of people interaction. - Brook Noel"
Homeschooling sebagai sebuah alternatif pendidikan bagi anak dipilih dengan berbagai alasan. Kyai Haji Agus Salim memilih untuk mendidik anak-anaknya sendiri di rumah karena alasan politik. Meksipun begitu, beliau mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi anak yang pintar. Ada orang tua di Amerika yang memilih metode homeschooling karena tidak memiliki kepercayaan terhadap sistem sekolah formal di sekolah negeri milik pemerintah.
Bila orang tua sering berpindah tempat untuk bekerja, mereka dapat memilih metode homeschooling untuk anak-anaknya. Keluarga tidak terpisah-pisah, anak-anak pun punya banyak waktu dengan orang tua mereka. Alasan lainnya berkait dengan keimanan anak. Kaum muslimin yang tinggal di negeri dengan mayoritas penduduk non muslim memilih homeschooling untuk menyelamatkan akidah anak-anak mereka sekaligus juga meningkatkan keimanannya.
Karakteristik yang harus dimiliki orang tua
Tidak semua orang tua cocok untuk menjalankan program ini. Marty Layne, penulis buku Ibuku Guruku terbitan MLC yang sekaligus juga mengajar anak-anaknya dengan metode homeschooling, memaparkan 12 karakteristik yang sebaiknya dimiliki orang tua agar berhasil mengajar anak di rumah.
Karakteristik pertama
dan terpenting yang harus dimiliki orang tua adalah menyukai anak mereka dengan sepenuh hati dan senang bersamanya. Meskipun terlihat sederhana, ini kadang terabaikan. Mendidik anak-anak di rumah dalam homeschooling berarti orang tua menjadi teman bagi anak mereka selama berjam-jam dalam sehari. Jika orang tua tidak sepenuh hati menyukai kebersamaan ini, sebaiknya tidak memilih program homeschooling.
Karakteristik kedua
adalah memiliki rasa humor. Ada saat-saat di mana dikelilingi anak-anak dirasakan terlalu berat. Gelak tawa yang positif membantu orang tua untuk melalui saat-saat itu.
Karakteristik ketiga
mampu membaca, menulis dan mengerjakan matematika dasar dan mau meningkatkan ketrampilan jika diperlukan. Tidak perlu bergelar sarjana untuk mendidik anak di rumah, cukup memiliki ketrampilan dasar serta kemauan untuk meningkatkan ketrampilan saat diperlukan.
Karakteristik keempat
adalah berpegang teguh pada filosofi yang mendasari keinginan menjalankan pendidikan di rumah. Hal ini penting terutama saat orang tua merasa ragu dan memandang bahwa pilihan yang dijalani memiliki tantangan yang berat. Komitmen pada filosofi dasar yang dimiliki membantu orang tua mengatasi keraguan dan tantangan itu.
Bukan hal yang mudah menjalankan homeschooling. Hal yang juga sangat penting bagi orang tua adalah kejelasan visi yang dimiliki orang tua. Sekedar reaktif karena tidak puas akan sistem sekolah bisa jadi hanya akan menimbulkan hasil yang merugikan.
Karakteristik lainnya adalah bersedia meningkatkan kemampuan berkomunikasi terutama dalam hal mendengarkan. Komunikasi adalah kunci dari hubungan antar manusia. Menurut Marty layne, salah satu kunci dalam komunikasi untuk menjadi pengasuh dan pengajar yang efektif adalah menyimak, termasuk di dalamnya adalah menyimak bahasa tubuh dan perasaan anak.
Orang tua juga perlu menyiapkan diri untuk menerima kritik atas keputusan menjalankan program ini. Keputusan menjalankan program ini bisa jadi mengejutkan banyak pihak. Menyiapkan diri untuk menjelaskan alasan-alasan dalam menerapkan homeschooling akan sangat membantu orang lain memahami keputusan itu.
Hal penting lain yang perlu dimiliki orang tua adalah sistem atau jaringan pendukung. Suatu komunitas yang memiliki kesamaan pola pikir dapat menjadi teman saat orang tua memerlukan seseorang untuk diajak bicara. Selain itu, karakteristik lainnya adalah mampu belajar dari kesalahan, dapat menetapkan batas, mau mengembangkan kesabaran, mau membangun ketrampilan mengamati dan mau berubah.
Selain kesiapan orang tua, perlu juga melihat kesiapan anak-anak untuk belajar sepenuhnya di rumah. Anak juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Mereka perlu dijelaskan mengapa tidak pergi ke sekolah seperti halnya anak-anak lain. Juga perlu penjelasan apa yang akan dilakukan oleh orang tua dan anak untuk beberapa waktu ke depan.
Kondisi di Indonesia
Salah satu langkah penting sebelum memulai program homeschooling adalah mencari tahu bagaimana sistem pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal. Orang tua perlu berkonsultasi dengan departemen pendidikan setempat untuk mengetahui peraturan tentang bersekolah di rumah. Penting untuk mencari tahu, persyaratan yang diperlukan (terutama dari segi hukum) untuk menjalankan metode ini.
Di Indonesia, belum ada peraturan yang jelas mengenai homeschooling ini. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan untuk menjalankan program ini. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sudah mengakomodasi hal ini meski tidak secara eksplisit. Jika ada keluarga yang ingin melakukan homeschooling, melaporkan kegiatan itu sebelumnya ke kepala dinas pendidikan tingkat kota atau kabupaten adalah hal yang wajib dilakukan.
Menyiasati kurang jelasnya aturan homeschooling di Indonesia, ada orang tua yang memilih menjalankan homeschooling meski tidak secara penuh. Anak-anak mereka tetap bersekolah di sekolah biasa, tapi sekolah tempat anak-anak mereka menuntut ilmu dipilih yang mendukung program homeschooling. Selama anak-anak mereka di rumah, dijalankan homeschooling secara sistematis dengan jadual yang jelas.
Homeschooling hanyalah salah satu alternatif
Menyekolahkan anak di sekolah formal atau menjalankan homeschooling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak pihak menilai, sekolah formal yang ada saat ini di Indonesia perlu dibenahi kurikulumnya yang kelebihan beban. Fasilitas di sekolah negeri yang cenderung kurang memadai hingga metode pembelajaran yang monoton dari tahun ke tahun juga membuat orang tidak menyukainya. Hal ini disiasati orang tua dengan memilih sekolah swasta meskipun biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
Homeschooling juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. Perlu tingkat kedisiplinan yang tinggi dari orang tua untuk menjalankan program sesuai kurikulum yang ada. Sehingga bukan hanya kemauan yang kuat yang diperlukan, mutlak pula dimiliki kemampuan dan waktu. Satu hal penting yang menjadi kendala menjalankan program ini di Indonesia adalah kurang jelasnya sistem akreditasi bagi anak-anak yang menjalankan homeschooling secara total. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan kelanjutan studi mereka jika anak-anak itu ingin masuk ke perguruan tinggi sesuai minatnya.
Memilih pendidikan terbaik bagi anak-anak sesuai kemampuan adalah kewajiban orang tua. Homeschooling, bagaimana pun, adalah salah satu alternatif yang bisa dipilih. Memikirkan kelebihan dan kekurangan dari seluruh alternatif yang ada dengan matang adalah jalan terbaik. Hal ini mutlak diperlukan agar tujuan memberikan pendidikan terbaik bagi anak dapat tercapai.
"Before there were television and video games, kids used to play outdoors, entertain themselves and work around the house in the afternoons. Kids don't choose television over people. They choose television because of lack of people interaction. - Brook Noel"