Tokoh-tokoh terkenal yang Homeschooling.

Di masa lalu sekolah belum dianggap orang sebagai satu-satunya opsi pendidikan untuk anak-anak. Di masa lalu sekolah tidak wajib, orang tua masih sadar sepenuhnya bahwa bersekolah adalah pilihan, bukan kewajiban. Orang tua masa lalu masih sadar bahwa belajar tidak harus di sekolah karena mereka masih sadar dunia di luar tembok sekolah tidak selebar daun kelor.

Zaman sekarang homeschooling dianggap sebagai pendidikan alternatif yang tidak efektif, kurang sosialisasi, dan sebagainya. Apakah betul tanpa sekolah, anak-anak tidak mungkin sukses? Sejarah membuktikan bahwa tanpa memilih sekolah pun, jika orang tua memfokuskan memfasilitasi pendidikan pada kelebihan anak-anaknya, sukses tidak akan berada jauh dari anak-anak yang mempunyai hambatan belajar dan juga dari mereka yang tidak cocok dengan pengkondisian di sekolah.


Penulis
Agatha Christie (1890-1976, penulis novel detektif terlaris sepanjang masa dari Inggris, menciptakan tokoh Hercule Poirot dan Miss Marple). Waktu kecil dia sangat pemalu sehingga ibunya memutuskan mendidiknya sendiri di rumah meskipun kedua saudara kandungnya disekolahkan di sekolah swasta. Keputusan ibunya tersebut terbukti tepat karena anak pemalu itu tumbuh menjadi penulis yang terkenal melewati masa hidupnya.

Pearl S. Buck (1892-1973, penulis Amerika, penulis The Good Earth (1931), penerima Nobel sastra 1938). Sejak usia tiga bulan, anak perempuan ini dibawa keluarganya ke Cina, tempat dia menjalani pendidikan homeschool, diajari ibunya dan seorang guru penganut Kong Hu Chu. Homeschooling terbukti berhasil membawanya menjadi penulis terkenal yang memenangkan Pulitzer.

Laura Ingalls Wilder (1867-1957, penulis bacaan anak dan guru dari Amerika, serial Little House on the Prairie). Ia tidak bersekolah sampai keluarganya menetap di Daerah Teritori Dakota. Ia sendiri menjadi guru sekolah ketika usianya baru 15 tahun. Buku-bukunya yang menceritakan kehidupan sehari-hari keluarga pionir di masa itu sangat terkenal hingga saat ini, membuktikan kesuksesan pendidikannya ber-homeschooling.

Louisa May Alcott (1832-88, penulis Amerika, karyanya: Little Women). Ia belajar dari ayahnya, Amos Bronson Alcott yang terkenal sebagai tokoh pendidikan, tokoh revolusi sosial, dan tokoh absolutisme. Louisa juga belajar dari tokoh-tokoh terkenal yang merupakan teman keluarganya, seperti Nathanial Hawthorne, Ralf Waldo Emerson dan Henry David Thoreau.


Penemu
Alexander Graham Bell (1847-1922, penemu dan pendidik dari Amerika kelahiran Skotlandia, penemu telepon (1876) ). Ibunya mendedikasikan hidupnya untuk mendidiknya tanpa sekolah sampai sang ibu kehilangan pendengaran. Ibunya mengilhami dia untuk meneliti bunyi dan suara.

Thomas Alva Edison (1847-1931, penemu bola lampu dari Amerika). Dianggap bodoh dan selalu melamun oleh guru sekolahnya sehingga ibunya menarik dia keluar setelah hanya tiga bulan. Pada masa kini Edison mungkin didiagnosis mengidap ADD (Attention Deficit Disorder). Ibu Edison bukan jenius dan bisa dibayangkan bahwa sebentar saja kecerdasannya telah terlampaui oleh anaknya. Namun kelebihan homeschooling adalah keluwesannya sehingga Edison tumbuh menjadi penemu besar.


Fotografer
Ansel Easton Adams (1902-84, Amerika, pionir dalam penelitian teknologi dan teori), di-homeschool-kan oleh ayahnya setelah usia 12 tahun karena dia tidak bisa diam dan menghina gurunya. Didikan ayahnya tidak sia-sia karena ia menjadi fotografer berbakat dan terkenal.


Penyair
Robert Lee Frost (1874-1963, penulis puisi Amerika, karyanya A Boy’s Will (1913), North of Boston (1914), New Hampshire (1923) ). Ia begitu benci pada sekolah sampai-sampai selalu sakit kalau harus pergi ke sekolah. Untung dia homeschooling, tidak dipaksa sekolah. Kalau sekolah terus, mungkin dia jadi ‘biasa-biasa saja’, tertekan jiwanya, dan dunia tidak bisa menikmati puisi-puisinya.


Presiden
Woodrow Wilson (1856-1924, presiden ke-28 AS (1913-21), pelopor berdirinya PBB, penerima Nobel perdamaian 1919). Diajar sendiri oleh ayahnya. Dia tidak bisa membaca sampai usia 12! Namun ketika dewasa ia meneruskan pendidikannya di Universitas Princeton, dan selanjutnya menjadi politisi.


Komposer
Wolfgang Amadeus Mozart (1756-91, komposer Austria, penulis lebih dari 40 simfoni, hampir 30 konserto piano, lebih dari 20 string kwartet, dan 16 opera, termasuk opera Perkawinan Figaro (1786), Don Giovanni (1787), Cosi fan tutte (1790), The Magic Flute (1791). Bayangkan kalau Mozart masuk sekolah, dunia akan kehilangan begitu banyak karya-karya musik brilian yang ditulisnya semasa kecil.

Source.