Homeschooling: bukan sekedar tentang mata pelajaran.

Belajar di dalam makna sejatinya adalah mengeluarkan potensi anak, bukan menjejali informasi atau pengetahuan yang belum tentu disukai kepada anak. Itu adalah salah satu gagasan mengenai pendidikan yang saya sukai.

Saya tidak tahu siapa pencetus awal gagasan ini, tapi saya pernah membacanya dari tulisan Robert T. Kiyosaki, penulis buku-buku mengenai financial literacy. Makna belajar itu ditafsirkan dari asal kata to learn (belajar) yang asalnya dari bahasa Latin.

Jika belajar dimaknai sebagai proses mengeluarkan potensi, maka kita bisa membuka banyak perspektif yang lebih luas mengenai belajar. Dan kita tak hanya terjebak hanya di dalam model belajar-mengajar seperti yang kita lihat di dalam model sekolah seperti saat ini.

Memaknai belajar sebagai proses mengeluarkan potensi dapat membuat kita terlepas dari kungkungan berbagai keharusan teknis yang membuat kita terpaku pada sebuah titik dan tak melihat gambar besarnya (big picture). Kita tak memberikan fokus di dalam proses belajar anak pada ketrampilan anak menguasai potongan-potongan informasi (baca: bahan pelajaran) yang kita jejalkan kepadanya, yang mungkin sudah menjadi obsolete/tidak relevan ketika anak kita dewasa. Tetapi kita selalu mencari kaitan antara proses-proses belajar yang dilakukan anak dengan usaha kita mengeluarkan potensinya mungkin masih terpendam.

Di dalam homeschooling yang kita selenggarakan, pemaknaan belajar yang seperti ini dapat membuat kita lebih relaks; memfokuskan diri di dalam perspektif yang lebih luas dan rentang evaluasi yang lebih longgar daripada model sekolah yang menguji anak melalui tugas, PR, dan ujian-ujian yang ketat. Kita dapat memberikan kelonggaran pada anak untuk mengeksplorasi berbagai hal yang menjadi minatnya tanpa harus merasa was-was dengan ujian harian atau kenaikan kelas.

Perspektif mengeluarkan potensi anak sebagai tujuan pembelajaran juga dapat menggeser peran kita (orangtua homeschooling) dari fungsi sebagai guru (sumber/pemberi informasi) menjadi inspirator, fasilitator atau pelatih (coach). Kita tak perlu takut bahwa kita tak bisa mengajar karena fungsi utama kita memang bukan sebagai pengajar.

Dalam pengalaman saya menjalani homeschooling sampai saat ini, pemaknaan belajar yang seperti ini membuat saya lebih ringan dan lebih nyaman dalam menjalankan homeschooling.

Source