Lebih baik telat daripada terlalu dini.

Untuk anak-anak kecil, penekanan biasanya pada pembangunan dasar yang kuat dalam membaca, menulis, dan matematika dasar. Dimana sekolah percaya mulai belajar formal sedini mungkin, kebanyakan homeschooler percaya menunda belajar formal sedini mungkin sampai si anak berumur tujuh tahun atau lebih. Hal ini memungkinkan si anak untuk tumbuh dewasa secara fisik dan emosional sebelum diminta untuk duduk dan belajar.

Dr. Raymond Moore dan mendiang istrinya, Dorothy Moore, mungkin adalah pendukung dari pendekatan homeschool "telat-lebih-baik" yang paling terkenal. Buku Better Late Than Early merangkum penelitian yang mendukung pendapat mereka bahwa anak-anak tidak siap secara psikologis untuk belajar formal sampai umur delapan sampai sepuluh tahun. Mereka berpendapat bahwa menunggu anak untuk memperoleh kematangan dan ketrampilan logis yang dibutuhkan untuk pekerjaan formal dan mencegah mereka dari frustasi dan berkecil hati dalam upaya untuk menangani materi yang belum mereka mengerti.

Hal ini cukup umum untuk anak-anak homescool, terutama yang menggunakan pendekatan homeschooling yang fleksibel, untuk belajar membaca saat berumur tiga tahun atau menunda sampai mereka berumur delapan atau sembilan tahun. Mungkin ini kelihatan mengejutkan, tapi anak laki-laki khususnya sering tidak siap membaca sampai mereka berumur tujuh atau lebih, dan mereka cepat menyamai dengan yang membaca dini.

Kareka sifat individual homeschooling, telat membaca bukanlah halangan di sekolah konvensional. Sekolah mengandalkan instruksi berbasis teks, tapi pembaca yang "telat" di rumah sebenarnya belajar melalui artian lain, seperti menonton TV dan video pendidikan, menjawab pertanyaan, dan mengamati dunia disekitar mereka. Juga, karena anak tidak dilabelkan sebagai "lambat" atau dimasukkan kedalam kelompok pembaca yang lambat, kepercayaan diri dan harga diri mereka tidak menderita. Anak akan tumbuh menjadi pembaca yang antusias dan dengan demikian tidak melihat membaca sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan tetapi sebagai kegiatan yang menyenangkan.


Membudidayakan pembaca seumur hidup sangat berbeda dari mengajarkan anak untuk membaca. Sekitar dua puluh juta orang di Amerika Serikat tidak dapat membaca. Lain diperkirakan empat puluh juta membaca pada tingkat empat. Sementara ini adalah angka yang tidak dapat diterima, ada epidemi membaca di negeri ini. Kami adalah bangsa 'alliteration', yang berarti kita tahu membaca tetapi tidak membaca.

Saran terbaik adalah mengajar anak anda ketika mereka siap, terlepas dari seberapa tua atau muda mereka. Spesialis membaca telah mengamati bahwa anak menunjukkan beberapa perilaku ketika mereka siap. Yaitu, sang anak:

  • Mengetahui alfabet.
  • Suka melihat melalui buku atau majalah.
  • Mengtahui anggota badan.
  • Mengetahui nama pertama dan akhiran dan dapat mengejanya dengan benar.
  • Bisa mengekspresikan dirinya sendiri secara verbal.
  • Bisa mengulangi kalimat sebanyak enam sampai delapan kata.
  • Tahu cara menulis pesan.
  • Berpura-pura membaca.
  • Bisa membaca dari kiri ke kanan.
  • Memahami dan mampu menjawab tentang cerita pendek.
  • Bisa melihat gambar dan mampu menceritakan kisah tentang itu.
  • Bisa menulis nama pertamanya.

Para ahli membaca mengatakan ada beberapa hal tertentu yang bisa dilakukan orang tua untuk menberi semangat anaknya untuk menjadi pembaca seumur hidup, yaitu:

Seringlah membaca untuk anakmu! Bahkan remaja pun senang mendengar buku yang bagus.
  • Jadilah model peran yang bagus dan biarkan anakmu melihat kamu membaca.
  • Biarkan anakmu untuk membaca buku yang mudah untuk mereka, akan membuat membaca lebih menyenangkan.
  • Hindari menetapkan atau menyuruh anak untuk membuat buku laporan. Sebaliknya, berbicara santai kepada mereka buku apa yang sudah mereka baca. 
  • Berilah buku sebagai hadiah.

Biarkan anakmu untuk memilih buku yang mereka lihat di perpustakaan dan biarkan mereka membawa sebanyak yang mereka bisa (dalam batas perpustakaan). Jangan mencampuri melalui pilihan mereka, kecuali mereka sangat muda.

Bayangkan kebahagiaan bersama anakmu saat pertama dia belajar membaca. Meringkuk dipangkuanmu, anakmu akan merasa aman dan dicintai saat mengambil langkah besar. Ketika homeschooler berpengalaman melihat kebelakang, kenangan mereka akan kecintaan dalam membaca untuk anak mereka didepan perapian, membaca sambil meringkuk dibawah selimut pada hari hujan, dan membaca sampai larut malam karena buku itu terlalu bagus untuk dibiarkan. Seringkali orang tua percaya anak mereka bisa membaca sendiri, jadi mereka tidak harus membacakan lagi untuk mereka. Tetaplah membaca. Ketika kau membaca untuk anak, kamu sedang mengajarinya lebih banyak dari materi yang dibahas di dalam buku. Membaca dan berpelukan bersama adalah momen yang menghubungkan keluarga selamanya dan meletakkan dasar bagi anak-anak untuk menjadi pembaca seumur hidup.

Source