Sebuah tragedi dan Awal yang baru

Laurelee melakukan pengajaran untuk anak-anak.

Ketika anak kami mencapai usia sekolah, Laurelee menjalankan pengajaran untuk mereka. Dia sendiri adalah seorang Ilmuwan berpendidikan tinggi, dia mengerti apa saja yang dibutuhkan mereka untuk belajar, tetapi dia sendiri tidak punya pengalaman mengajar anak-anak. Selain itu, dia hampir bekerja penuh dengan saya dalam pekerjaan pertahanan sipil kami dan pekerjaan riset kami, dia masih mengandung anak baru dan merawat bayi, dan dia melakukan sejumlah besar pekerjaan pertanian disamping pekerjaan rumah tangga.

Sebagai bantuan untuk sekolah rumahnya yang berkembang (semua anak-anak kami telah dididik sepenuhnya dirumah). Laurelee membeli segala macam bahan pendidikan dan kurikulum dari berbagai sumber. Ini dia satukan menjadi kurikulum bersama dengan sejumlah besar bahan yang berbau Kristen yang ia beli. (Dia membeli begitu banyak bahan-bahan Sekolah Minggu, bahwa orang-orang setempat yang bekerja di toko buku Kristen berpikir kami mengoperasikan sebuah Gereja.)

Dia menciptakan seluruh kurikulum dari total dua belas kelas dengan satu kekurangan.

Tidak tahu apakah bahan-bahan ini tersedia untuk kita dimasa depan, dia menciptakan seluruh kurikulum dua belas kelas untuk masing-masing dari keenam anak-anaknya dan memperoleh semua bahan yang diperlukan untuk kurikulum. Ini diurusnya dengan teliti dalam urutan yang akan dipakai. Kurikulum itu menigsi setara dengan sekitar 5 arsip yang besar dan sempurna.

Upaya ini, dalam derajat yang bervariasi menurut sumber daya, pendidikan, kemampuan, dan motivasi dari orang tua, merupakan salah satu hal yang dilakukan sekarang oleh puluhan ribu sekolah rumah diseluruh Amerika. Hal ini dibuat semakin efektif dengan pertumbuhan dari banyaknya bisnis unggulan yang memasok bahan dan kurikulum untuk sekolah rumah.

Upaya Laurelee benar-benar luar biasa. Hal ini dibolehkan untuk setiap kemungkinan akademik dan memanfaatkan material terbaik yang tersedia. Bahkan termasuk asuransi jiwa saya, sehingga ia mampu melanjutkan sekolah rumah dalam upacara kematian saya. Rencanya hanya mempunyai satu kekurangan - kekurangan bahwa aku dan dia pernah dianggap.

Rencana itu diasumsikan bahwa ia akan hidup untuk mengajar.

Sebuah kelas tanpa seorang guru.

Ketika dia meninggal secara tiba-tiba karena sebuah penyakit yang berlangsung kurang dari 24 jam, kelasnya berisi Zachary, Noah, Arynne, Yosua, Bethany, dan Matius - kemudian berusia 12, 10, 9, 7, 7, dan 17 bulan - sebuah kelas tanpa guru.

Saat aku mengira pekerjaannya adalah memasak, mencuci, dan tugas rumah tangga lainnya, dan melanjutkan pertanian dan pekerjaan profesional tanpa dia di sisiku, tidak ada kemungkinan bahwa aku bisa membaca kurikulum yang dia buat dengan begitu hati-hati - memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengajar itu ke anak-anak.

Teman mencoba membantu, tapi masalahnya sepertinya sulit dipecahkan.

Apa yang terjadi kemudian, dengan bantuan Tuhan, adalah luar biasa.

Apa yang terjadi kemudian, dengan bantuan Tuhan, adalah luar biasa. Secara bertahap, selama dua tahun kedepan dan bangunan yang sudah dibuat aku dan ibunya untuk mereka dan beberapa peraturan belajar yang saya berikan, anak-anak memecahkan masalah sendiri.

Tidak hanya memecahkan masalahnya sendiri, mereka membuat sekolah rumah, dalam banyak cara, mengarah ke beberapa jawaban atas kesulitan yang disebutkan di atas.

Secara bertahap, dengan sesekali pembinaan dan bantuan dari saya, mereka membuat sekolah rumah yang sebetulnya tidak membutuhkan guru dan efektivitas yang luar biasa.

"An investment in knowledge always pays the best interest. - Benjamin Franklin (1706-1790 American Founding Father & Scientist)"